Hei! kita telah dipenghujung segalanya.
Menyudahi hujan yang tak kunjung reda, menyudahi terik matahari yang tak berbelas kasih.
Menggenapinya. Sayatan luka, taburan bubuk ceria, dan keabnormalan suasana.
Aku berhenti dulu, membenahi tali sepatuku. Sepertinya kau juga berhenti, kenapa? Bekal makanmu habis?
Lalu kita tetap berjalan bersama membahu yang entah apa guna. Apa yang kita tuju dan ekspektasikan.
Tapi ada keinginan teguh dari balik semburat pucat luka itu.
Semoga kita bahagia meski lepas tegang garis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar