Bungkam kau kata
Bosan diujung pena.
Langit tiada murka
Awan habiskan makan siangnya.
Wahai bumi yang menjilat udara
Kucilkan aku di kolong tempat tidurmu.
Pantomim angin yang berderu
Bisu tiada seru.
Gugah nafsu berujung benalu
Aku ditipu malu.
Akan kemanakah kau berbaring?
Aku disini beralas duri
Lampau takdir kita bertemu
Lisan bekerja, duduk dalam ruang poligon.
Mata bekerja mengaduk aduk suasana
Dalam sebuah "antara" kita lakukan apa saja.
Bergejolak riang si darah muda.
Terus dari rabaan penuh kenikmatan
Pada batas batas pribadi kita mengekang diri
Dan menikmati konsekuensi.
Kita satu tubuh tak bersetubuh.
Satu waktu berlalu bisu
hanya liuk tubuh dan nafsu terpahat rindu.
Bercumbu bercumbu bercumbu
Pada atmosfer ini
Langit, hujan, dingin, gairah, estetika, seni, suara.
Kita tak berteman setan, nafsu tak sampai temboki mata.
Kita berdua buta diujung pena.
Bercinta dalam aksara
Retrospeksi yang memuda
Retorika adalah pembunuhan suasana!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar