Aku lelah hari ini.
Sebuah klimaks yang tak terlalu buruk.
Lelah yang memuaskan.
Entah ak begitu lelah setelah jasadku aku bawa jauh darinya.
Hahahaha.
Cukup lama mungkin perputaran menuju angka tiga, angka tiga yang penuh tanya.
Terik matahari menyelimuti.
Dia punya magnet, aku terperangkap dalam medannya.
Aku pasrah, aku relakan.
Menuju ke barat kita mencari sebuah ruang publik untuk berbincang dengan berteman gelas dengan memunculkan cairan yang berkolaborasi dengan busa yang diakibatkan oleh sebuah pencampur mekanik.
Berbusa yang sesak akan aksesoris penarik gairah lidah.
Hingga cukup lelah merekat pantat.
Beranjak menuju persinggahan jendela ilmu.
Berputar putar, dan bercerita, buku selalu memberi inspirasi.
Segala tema menjadi menu yang cukup menarik perhatian kapasitas otak.
yaaah, hanya itu.
Kucukupkan waktu itu.
Ak masih kuat, kuat mengangkatnya jauh, sampai dimana ia mau.
Aku mengembalikannya.
Dunia sekuler kadang memang tak membosankan, namun selalu kita tak tahu dimana batas untuk sebuah ketepatan posisi waktu.
Aku meliriknya, ak pergi.
Hingga saat ini, dia belum bisa pergi dari sini.
Mungkin sewa nya masih lama.
Hahaha.
Aku tak tahu apa yang dia pikirkan, apa yang dia rasakan, apa yang dia inginkan.
Tapi aku akan mencari tahu.
Tunggulah wahai waktu. . . .
Sabtu, 06 Juni 2009
Jumat, 05 Juni 2009
Tiga belas meter dari sorot lampu
Hanya dalam keremangan.
Tiga belas meter dari sini ada sorot lampu.
Aku membisu.
Setengah dua pagi, angka yang cantik pikirku.
Aku mulai menjamahi tigapuluh persen masa laluku.
Aku ingat ketika kata katamu membuatku anestesi sekejap, benar bagai bius saja, hahaha.
Aku ingat ketika aku harus berusaha memilih, memilih dua pilihan yang sulit, dengan akhir yang pahit, benar benar pahit.
Aku ingat ketika semua percakapan itu terputus, bahkan tak ada perangkat kemajuan komunikasi yang menyatukan.
Tiba tiba ak tersadar, ak terperanjat, tanganku tiba tiba lelah, mataku kunang kunang, kepalau berdenyut kencang.
"sial, astenia!" gumanku.
Ak kembali ke masa kini.
Ada yang baru, ada yang bergerak, ada yang aktif, ada yg rela memberikan sinyal.
Mungkin aku baru setengah jalan, atau ahhh entahlah.
Getar bibirku sunyi, sorot lampu itu menyaksikanku.
Udara dingin benar benar hebat menusuk.
Entahlah sampai kapan ak terjaga, memikirkan beberapa jam kedepan, apa yang akan aku lakukan.
Haha, aku masih memikirkanMu rupanya.
Maaf tapi ak harus melupakanMu sejanak, aku ingin terjun ke jurang yang baru lagi, mencari serpihan mimpi yang pernah ku buang.
Tiga belas meter dari sini ada sorot lampu.
Aku membisu.
Setengah dua pagi, angka yang cantik pikirku.
Aku mulai menjamahi tigapuluh persen masa laluku.
Aku ingat ketika kata katamu membuatku anestesi sekejap, benar bagai bius saja, hahaha.
Aku ingat ketika aku harus berusaha memilih, memilih dua pilihan yang sulit, dengan akhir yang pahit, benar benar pahit.
Aku ingat ketika semua percakapan itu terputus, bahkan tak ada perangkat kemajuan komunikasi yang menyatukan.
Tiba tiba ak tersadar, ak terperanjat, tanganku tiba tiba lelah, mataku kunang kunang, kepalau berdenyut kencang.
"sial, astenia!" gumanku.
Ak kembali ke masa kini.
Ada yang baru, ada yang bergerak, ada yang aktif, ada yg rela memberikan sinyal.
Mungkin aku baru setengah jalan, atau ahhh entahlah.
Getar bibirku sunyi, sorot lampu itu menyaksikanku.
Udara dingin benar benar hebat menusuk.
Entahlah sampai kapan ak terjaga, memikirkan beberapa jam kedepan, apa yang akan aku lakukan.
Haha, aku masih memikirkanMu rupanya.
Maaf tapi ak harus melupakanMu sejanak, aku ingin terjun ke jurang yang baru lagi, mencari serpihan mimpi yang pernah ku buang.
Selasa, 02 Juni 2009
Bukan untuk hari ini, bisa maju untuk nanti, nanti, dan nanti!
Apa yang ingin kamu katakan kalau kamu bisu?
Apa yang ingin kamu dengar kalau kamu tuli?
Apa yang ingin kamu lihat kalau kamu buta?
Apa yang ingin kamu perbuat kalau kamu lumpuh?
Apa yang ingin kamu publikasikan kalu kamu cacat wajah?
Dan ketika Sebagian orang akan menjawab " diam".
Semuanya berakhir, ya berakhir.
Apakah harus berakhir, diam putus asa?
Tidak!! ada yang terlupa, kamu punya hati, ya mungkin cuma hati, tapi tanpa hati manusia tak berarti!
Kamu punya otak, tanpa otak kamu tak bergerak!
Kamu! Manusia sosial, kamu punya orang lain!
Karena ini bumi! Bumi yang penuh warna!! Bukan mars yang merah!
Lalu apa yang kamu lakukan kalau kamu sempurna, sehat, lengkap tanpa cela.
Apakah harus diam?
Apakah harus menunggu orang lain bergerak dan baru mengikuti?
Apakah harus meniru untuk dibilang maju?
Kesusahan mencari pola?
Dunia sudah maju, dunia maya siap memberikan fungsinya!
Mengurung diri mencari sensasi?
Hidup ini bukan untuk lima hari kedepan, bergeraklah, berikan kontribusi.
Setiap manusia punya arti!!
Bukan untuk hari ini, tapi untuk esok hari, esok hari bukan mimpi!!
Apa yang ingin kamu dengar kalau kamu tuli?
Apa yang ingin kamu lihat kalau kamu buta?
Apa yang ingin kamu perbuat kalau kamu lumpuh?
Apa yang ingin kamu publikasikan kalu kamu cacat wajah?
Dan ketika Sebagian orang akan menjawab " diam".
Semuanya berakhir, ya berakhir.
Apakah harus berakhir, diam putus asa?
Tidak!! ada yang terlupa, kamu punya hati, ya mungkin cuma hati, tapi tanpa hati manusia tak berarti!
Kamu punya otak, tanpa otak kamu tak bergerak!
Kamu! Manusia sosial, kamu punya orang lain!
Karena ini bumi! Bumi yang penuh warna!! Bukan mars yang merah!
Lalu apa yang kamu lakukan kalau kamu sempurna, sehat, lengkap tanpa cela.
Apakah harus diam?
Apakah harus menunggu orang lain bergerak dan baru mengikuti?
Apakah harus meniru untuk dibilang maju?
Kesusahan mencari pola?
Dunia sudah maju, dunia maya siap memberikan fungsinya!
Mengurung diri mencari sensasi?
Hidup ini bukan untuk lima hari kedepan, bergeraklah, berikan kontribusi.
Setiap manusia punya arti!!
Bukan untuk hari ini, tapi untuk esok hari, esok hari bukan mimpi!!
Langganan:
Komentar (Atom)